BLANTERVIO104

Untuk kalian para anak perempuan Ayah

Untuk kalian para anak perempuan Ayah
Monday, December 14, 2015

Senin, 14 Desember 2015, aku sedang bertugas untuk meliput salah satu oprec ECC UGM. Banyak peserta yang berdatangan, banyak sekali tak tok tak tok sepatu yang berkumandang, serta banyak sekali kelakar orang menunggu dibukanya ruangan tes. Mataku berputar merekam apa saja yang terjadi diruangan itu. Mungkin bisa menjadi gambaran suasana diartikelku, pikirku. satu detik berlalu, satu menit berlalu, tiba-tiba mataku terhenti disebuah moment yang menurutku sangat sangat sangat sangat ehm...dan sangat membuatku pengin menangis saat itu juga. Bukan, ini bukan tentang ada orang yang melas disana. Bukan pula ada kejadian yang menyedihkan. Hanya sebuah kejadian seorang anak perempuan yang meminta restu dengan Ayahnya. Hanya itu. Sepele bukan? Mungkin ya untuk kalian. Tapi ituu sangat tidak sepele untuk saya.


Aku memutuskan untuk duduk didekat pintu karena tidak ingin menganggu jalannya acara. Semenit pertama, bangku disampingku masih terisi angin yang mondar-mandir. Lalu kemudian datanglah dia, perempuan yang kulihat sedang salaman dengan Ayahnya. Ya, dia duduk disampingku, menebar senyum ramahnya dan memperkenalkan dirinya. Aku yang saat itu sedang mempersiapkan peralatan ku untuk liputan hanya bisa membalas senyumnya dan membalas jabat tangannya saja, tidak lebih. Tetapi karena acara belum dimulai, dan mulut ini rasanya ingin bergerak mengatakan sepatah dua patah kata, akhirnya aku memberanikan diri untuk berbincang dengan perempuan itu. "Dari mana mbak," tanya ku. Pertanyaan simple, standart untuk pembukaan pembicraan dan nggak bertele-tele menurutku. Jadi aku memilih bertanya itu. "Saya dari Demak mbak," Jawabnya. Kalian tahu bagaimana ekspresiku saat itu?? Mulutku sudah membentuk huruf O. Demak. Dia jauh-jauh datang dari Demak. Dimana peserta yang lain mayoritas adalah dari Yogyakarta, dan dia dari Demak. Masih Jawa Tengah sebenarnya, tapi itu lumayan jauh dari Yogyakarta. Untuk melanjutkan pembicaraan, aku menanyakan sesuatu yang sebenarnya jawabannya sudah aku ketahui. Ya, aku menanyakan dengan siapa dia datang ke Yogyakarta. Dan ya, aku sendiri sudah lihat sebenarnya dia datang diantar Ayahnya.


Pintu ruangan belum tertutup pada saat itu. Aku yang duduk di dekat pintu suka sekali menengok sesekali ke arah luar. Dan disana, diluar ruangan itu dengan setia ayah dari perempuan yang duduk disampingku,menunggunya. Ayahnya menunggunya. Sesaat mataku merasakan hangatnya air mata yang sudah membendung ingin keluar. Hahaha tapi aku tahan lah, itu tempat umum. Sesaat juga, hatiku merasa sesak, rindu, sadar akan sesuatu. Kita seorang anak perempuan akan selalu menjadi Seorang Putri untuk Ayahnya. Kapanpun itu, dimanapun itu, bersanding atau enggak kalian dengan Ayah kalian, percayalah, kalian akan selalu menjadi seorang Putri bagi mereka.


Untuk kalian para anak perempuan Ayah yang sudah beranjak dewasa,cobalah sesekali kalian memeluk ayah kalian, dan bersyukur bahwa kalian saat itu bisa memeluk Ayah kalian. Jika bisa, aku ingin memeluk Ayahku dan berkata "Ayah, terimakasih sudah menjadi Ayahku,"
Share This Article :
tuturlanakasara

Hi, Semoga kalian menikmati membaca aksara aksara ini

TAMBAHKAN KOMENTAR

4138722921782959000